Kamis, 16 Desember 2010

Ketika Cinta Berbisik By Wiwiet Usman : Desember 2010

Ketika Cinta Berbisik.....
Begitu lirih.....
Menyesakkan dada menyentuh rasa
Menciptakan tangis dan juga bahagia

Ketika Cinta Berbisik.....
Begitu lirih.....
Terkadang membuatku merasa
Adakah ini nyata atau hanya sekejap saja

Ketika Cinta Berbisik.....
Begitu lirih.....
Berikanku kesempatan untuk membahagiakannya
Walau hanya sesaat saja
Izinkan ku membuktikan padanya
Bahwa cintaku padanya tulus
Untuk mencintainya dengan semua ketidaksempurnaan yang ada padanya
Dengan cara-cara yang sempurna.......


Ketika Cinta Berbisik.....
Begitu lirih.....
Katakan padanya : Aku mencintainya  !!!

Rabu, 15 Desember 2010

Cinta dan Perkawinan


Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta?  Bagaimana saya bisa  menemukannya? " Gurunya menjawab,  "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta" .

      Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.  Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"  Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya

       "Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"  Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? "  Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja.  Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"  Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"  Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

            Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.

            Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur. Terimalah cinta apa adanya.  Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta. Adalah proses mendapatkan kesempatan,.....   
 
Ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya,
Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia2lah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.
Ketika kita bertemu orang yang tepat untuk dicintai, Ketika kita berada di tempat pada saat yang tepat, Itulah kesempatan.
Ketika kita bertemu dengan seseorang yang membuat kita tertarik, Itu bukan pilihan itu kesempatan.
Bertemu dalam suatu peristiwa bukanlah pilihan.. Itupun adalah kesempatan
Bila kita memutuskan untuk mencintai orang tersebut, Bahkan dengan segala kekurangannya, Itu bukan kesempatan, itu adalah pilihan.....
Ketika kita memilih bersama dengan seseorang walaupun apapun yang terjadi Itu adalah pilihan
Bahkan ketika kita menyadari Bahwa masih banyak orang lain Yang lebih menarik,pandai, dan kaya
Daripada pasangan kita dan tetap kita memilih untuk mencintainya, Itulah pilihan ..

Perasaan cinta, simpatik, tertarik. Datang bagai kesempatan pada kita..  Tetapi cinta sejati yang abadi adalah pilihan. Pilihan yang kita lakukan. Kita ada di dunia bukan untuk mencari seseorang yang sempurna untuk dicintai.  TETAPI untuk belajar mencintai orang yang tidak sempurna dengan cara yang Sempurna.

Kamis, 04 November 2010

My First Blog

Welcome to my first blog......it's "wiwietblognet"

I though it's so difficult to make a blog.....but i was wrong, it's  so easy an very simple to make it
Like i said before, this is my first blog.....
So please help me to make it be better than this, day by day
I really-really appreciate it
Please don't be shame with me, coz  i need  to know more about blog anyway
Thank you for your attention

Enjoy your day and Be Lucky !!

Setiap Orang memberi sesuai dengan kapasitas yang dia miliki
Pada masa ketika tembok Berlin masih berdiri, ada beberapa orang Berlin Timur yang memutuskan untuk mengirim "bingkisan" kepada tetangga mereka di Berlin Barat. Mereka mengisi sebuah truk pengangkut tanah dengan barang-barang yang tidak diinginkan, seperti, sampah, puing-puing bangunan, dan banyak lagi barang yang menjijikkan yang dapat mereka temukan. Mereka dengan tenang membawa bingkisan itu melintasi perbatasan, mendapat izin untuk lewat, dan mengirimkan bingkisan tersebut dengan membuangnya di kawasan Berlin Barat.

Tidak sulit untuk menduga bahwa orang Berlin Barat tersinggung karenanya dan berpikir untuk memberikan balasan yang setimpal. Orang langsung mulai menawarkan gagasan-gagasan mereta tentang cara membalasa perbuatan tak terpuji itu.
Tiba-tiba ada seorang bijak datang ketengah mereka yang sedang mengumbar nafsu amarah. Ia menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Yang sangat mengherankan, orang menanggapi saran tersebut dengan senang hati dan mulai mengisi sebuah truk sampai penuh dengan barang-barang yang terhitung langka di kawasan Berlin Timur. Pakaian, makanan, obat-obatan, semua dinaikkan ke dalam truk.
Mereka membawa truk bermuatan penuh itu melintasi perbatasan, kemudian dengan hati-hati membongkar dan menyusun barang-barang berharga itu di tanah, dan meninggalkan sebuah pesan yang berbunyi, "Setiap orang memberi sesuai dengan kemampunyannya untuk memberi."
Kita dapat membayangkan bagaimana reaksi mereka yang melihat "bingkisan balasan" itu serta pesan yang tertulis bagi mereka. Perasaan mereka campur aduk. Terkejut. Malu. Kehilangan kepercayaan diri. Bahkan mungkin ada yang menyesal.
Yang kita berikan kepada orang lain merupakan sebuah pesan yang jelas sekali mengenai siapa kita. Cara kita menanggapi perbuatan tidak ramah, perbuatan tidak adil, atau sikap tidak tahu terima kasih juga mencerminkan karakter kita yang sesungguhnya.